INFO TEMPAT-TEMPAT WISATA DI BALI

Aneka ragam tempat wisata di Bali yang dapat anda kunjungi selama acara tour di Bali. Seperti Tanah Lot yang ada di Kabupaten Tabanan, yang terkenal dengan keindahan Puranya di atas batu karang di pingir pantai dengan sunset nya, Ubud yang terkenal dengan oleh oleh khas Bali, Kintamani yang merupakan tempat rekreasi pemandangan Gunung Batur dan danau Batur yang ada di Kabupaten Bangli yang bagus untuk makan siangnya, Pura Uluwatu yang terkenel dengan pura yang terletak di atas batu tebing dan tarian kecaknya sambil lihat matahari terbenam dan lain sebagainya. Simak tempat wisata di Bali yang dapat anda kunjungi selama tour di Bali.

Uluwatu
Pura yang terletak di ujung selatan pulau Bali dan mengarah ke samudra Hindia, merupakan tempat wisata yang menawan. Pura ini berdiri kokoh di atas batu karang yang menjorok ke arah laut dengan ketinggian sekitar 50 meter.

Tanah Lot
Tanah Lot terletak di desa Beraban atau 13 km sebelah barat Tabanan. Pura Tanah Lot hampir selalu ditawarkan oleh setiap pemandu wisata di Bali untuk dikunjungi. Pura ini berdiri diatas bukit batu besar di pinggir laut.

GWK (Garuda Wisnu Kencana)
Patung ini berlokasi di Bukit Unggasan - Jimbaran Bali. Karya masterpiece Bali I Nyoman Nuarta. Saat ini dikembangkan sebagai taman budaya dan menjadi Landmark bagi pariwisata Bali dan Indonesia.
Patung tersebut berwujud Dewa Wisnu yang dalam agama Hindu adalah Dewa Pelindung, mengendarai burung Garuda. Diambil dari cerita "Garuda & Kerajaannya" dimana rasa bhakti dan pengorbanan burung Garuda untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan akhirnya dilindungi oleh Dewa Wisnu.
Patung ini dibangun dengan ketinggian 140 meter, diproyeksikan untuk mengikat tat ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia.

Nusa Dua
Kawasan wisata ini terletak di paling selatan Pulau Bali, suatu lokasi yang paling dini mendapat sinar pagi. Di sepanjang 4 kilometer pantainya yang berpasir putih ditumbuhi ratusan hektar pohon nyiur dengan hotel-hotel berbintangnya nan megah berfasilitas standar internasional. NUSA DUA yang berjarak hanya 15 menit dari pelabuhan udara Ngurah Rai Bali telah banyak memberikan kontribusi pembangunan kepariwisataan dan bahkan mengimbas ke daerah-daerah disekitarnya, seperti Benoa dan Sawanga

Pantai Jimbaran
Pantai Jimbaran terletak di sebelah selatan dan bersebelahan dengan Pantai Kedonganan, pantai ini juga menawarkan hal yang sama dengan yang lain, hanya airnya lebih jernih, sehingga nyaman untuk renang, rileks dan berjemur diri.
Di pantai Jimbaran terdapat beberapa hotel besar dengan fasilitas lengkap dan standar internasional. Beberapa unit cafe juga berjajar di pantai menyediakan berbagai makanan sari laut, khususnya ikan bakar, dengan aroma dan rasa khasnya yang mengundang selera.

Pantai Kuta
Pantai Kuta yang lebar, berpasir putih bersih merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan, sehingga ada ucapan, Datang ke Bali tanpa mengunjungi Kuta belumlah lengkap. Di kala senja di saat Surya mulai terbenam, Kuta menyajikan pemandangan yg sangat indah dan romantis. Sambil menikmati hembusan udara sejuk menyegarkan, Kuta sering dipakai tempat berolah raga sore yang mengasyikkan. Pada tahun 1930, Kokes mempromosikan Bali sekaligus Kuta, serta memberikan inspirasi pembangunan Hotel berarsitektur Kotij (cottage).
Kini Kuta telah mampu menjadi pusat pariwisata Bali, karena telah dapat menyediakan fasilitas lengkap sesuai kebutuhan wisatawan seperti berbagai penginapan dan hotel, pusat-pusat perbelanjaan, tempat rekreasi, kehidupan malam begitu semarak, sarana dan fasilitas olahraga seperti Bungy jumping, water boom dan lain sebagainya.

Pura Taman Ayun
Pura taman Ayun ini terletak di Desa Mengwi sekitar 18 kilometer barat laut kota Denpasar dan merupakan salah satu dari pura-pura yang terindah di Bali. Halaman pura ditata sedemikian indah dan dikelilingi kolam ikan yang dibangun tahun 1634 oleh Raja.Mengwi saat itu I Gusti Agung Anom. Dihiasi oleh meru - meru yang menjulang tinggi dan megah diperuntukkan baik bagi leluhur kerajaan maupun bagi para Dewa yang bestana di Pura-pura lain di Bali.
Pura Taman Ayun adalah Pura lbu (Paibon) bagi kerajaan Mengwi. Setiap 210 hari tepatnya setiap "Selasa Kliwon Medangsia" (Menurut perhitungan tahun Saka) segenap masyarakat Mengwi merayakan piodalan selama beberapa hari memuja Tuhan dengan segala manifestasinya.
Pura ini hancur karena gempa bumi hebat yang terjadi pada tahun 1917 dan tidak sempat dipugar hingga tahun 1950. Candi bentar dan tugu yang tingginya mencapai 16 meter di halaman bagian dalam Pura tersebut dibangun sesuai arsitektur Jawa, sedangkan candi yg kecil berupa tempat duduk dari batu berjumlah 64 buah merupakan tugu leluhur jaman megalitikum untuk mengenang para ksatria yang gugur dalam perang.

Sangeh
Sangeh adalah nama sebuah desa yang dibagian utara desanya.ditumbuhi pohon Pala seluas 14 hektar dan dihuni oleh ratusan kera. Pohon pala seperti itu tidak dijumpai di tempat lain di Bali dan keberadaannya di Sangeh ini merupakan misteri. Sebuah pura kecil diselimuti lumut hijau tersembunyi disela-sela hutan pala yang menjulang tinggi itu. Di punggung sebuah tugu pura tersebut di pahat patung Garuda, seekor burung mistik yang di dalam cerita Samudramantana dikisahkan sedang mencari tirta Amerta di dasar samudra, kemudian atas jasanya oleh Betara Wisnu, dihadiahkan seteguk kepadanya, akhirnya Garuda menjadi kendaraan setia Bathara Wisnu.

Tanjung Benoa
Di sebelah utara kawasan Nusa Dua adalah Tanjung Benoa. Terletak di sepanjang pantai yang landai dengan pasirnya yang putih bersih merupakan tempat yang menyenangkan untuk melakukan beraneka olah raga dan rekreasi air, seperti.; snorkling, parasailing, diving, naik boat, berlayar, berselancar, melihat pemandangan bawah laut dengan glass buttom boat dan berbagai kegiatan olah raga air lainnya.
Sebagai bagian dari kawasan Nusa Dua, Tanjung Benoa juga terdapat beberapa hotel berbintang lima dengan fasilitasnya yang megah.

Waterboom
Waterboom ini terletak di jalan Dewi Sartika, Tuban sekitar 2 km ke arah Utara dari Bandara Ngurah Rai. Kolam renang dan pertamanan yang ditata asri ini sangat digemari untuk tempat rekreasi keluarga baik oleh wisatawan mancanegara maupun wisatawan lokal, dan dibuka setiap hari mulai pukul 9.00 pagi hingga pukul 6 petang, serta mampu menampung pengunjung sampai 1000 orang. Kolam renangnya dibagi untuk beberapa jenis kegiatan seperti race track, pleasure pool, lazy river, raft river dan jungle rides.
Di dalam lokasi ini tersedia fasilitas berupa restaurant, ruang ganti pakaian, petugas penyelamat, lapangan volley pantai, toko souvenir dan arena bermain bagi anak-anak.

BATUBULAN
Desa Batubulan merupakan desa perbatasan antara Gianyar dan Badung. Dari pusat Kota Denpasar jaraknya sekitar 8 Km. Batubulan terkenal kerajinan patung batunya. Disepanjang jalan utama berjejer toko-toko kesenian yang memajangkan patung batu padas. Patung-patung tersebut umumnya digunakan untuk kepentingan tempat suci atau sarana religi. Belakangan, hasil seni patung itu juga dimanfaatkan untuk kepentingan sekunder, misalnya hiasan taman. Selain patung batu cadas, batubulan indentik dengan Tari Barong atau Barong Dance. Di desa ini terdapat 3 panggung terbuka (Tegal Tamu, Puri Agung dan Pura Puseh Bendul), tempat tari barong dipentaskan tiap hari, mulai pukul 10.00, dengan penonton utama para wisatawan Grup pertunjukan tari barong mulai berkembang sekitar tahun 1970-an dengan segala persfektifnya sampai sekarang. Sejalan dengan perkembangan pariwisata dan kejelian penduduk menangkap peluang, di Batubulan kini juga bisa dilihat pemasaran hasil kerajinan peraksemas, gerabah, meubel dan atau komponen rumah antik.

Celuk
Hampir setiap banjar di Singapadu memiliki unit gamelan, untuk kepentingan upacara di pura atau pementasan atraksi wisata Dibidang lain, Singapadu terkenal sebagai pusat pembuatan topeng, barong.
Kedelai-kedelai seni menjual perhiasan emas dan perak (bros, gelang, kalung, cincin dan sebagainya) berjejer di sepanjang jalan utama Desa Celuk. Produksi kerajinan Celuk sudah lama menembus pasaran ekspor. Desainnya pun berkembang sebagai perpaduan bakat seni lokal Celuk dan selera pasar internasional yang di perkenalkan melalui wisatawan mancanegara.

SINGAPADU
Desa yang terletak di utara Batubulan ini terkenal sebagai pusat seni musik (gamelan Bali) dan tarian. Dari desa inilah lahir penabuh dan Raos, termasuk Prof. Dr. I. Made Bandem dan Prop. Dr. Wayan Dibia Direktur Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Yogya. Hampir setiap banjar di Singapadu memiliki unit gamelan, untuk kepentingan upacara di pura atau pementasan atraksi wisata Dibidang lain, Singapadu terkenal sebagai pusat pembuatan topeng, barong.
Tokohnya adalah almarhum Tjokorda Oka, yang kini diteruskan oleh murid-muridnya seperti I Wayan Tangguh dan Tjokorda Raka Tisnu. Singapadu juga memiliki pematung-pematung kayu yang berbakat.

Sukawati
Desa ini terkenal pasar seninya (Sukawati Art Market). Dengan kesabaran, gurauan, wisatawan bisa menawarkan barang-barang kerajinan yang hendak dibelinya. Citra pasar seni Sukawati yang bertahan sekarang adalah kualitas barang bagus dan harga relaif murah. Wisatawan domestik, bus-bus yang mengangkut siswa-siswa yang hendak berdarmawisata, kerap berhenti disini untuk membeli oleh-oleh dari Bali. Selain pasar induk itu, kini di Sukawati banyak terdapat kedelai-kedelai seni yang bertebaran di sebelah pasar seni yang juga menjual hasil kerajinan. Seperti juga di desa-desa lainnya, di Sukawati inipun dapat dijumpai pematung, pelukis, penari dan bahkan dalang seni wayang Kulit. Disepanjang Pasar seni Sukwati di sebelah Selatannya juga terdapat Pasr seni Guwang di buka sejak tahun 1996.

BATUAN
Desa ini juga terkenal sebagai desa seniman (artist) dan perjanjian (crafsment).
Penari terkenal Bali, I Made Jimat, berasal dari desa ini. Dalam Bidang seni lukis, Desa Batuan berhasil mengembangkan satu gaya yang disebut gaya batuan, yang berawal dari experiment I Ngedon dan I Patera tahun 1930-an.
Lukisan hitam putih(Black White) yang mereka ciptakan memberikan image magis yang kuatr.Belakangan pelukis Made Budi yang berhasil mengepresikan gaya batuan dengan selera warna kombinatif.

Desa Mas
arak Desa Mas sekitar 20 Km utara Denpasar atau 6 Km sebelum Ubud, desa ini terkenal sebagai desa ukiran kayu. Seni kerajinan patung kayu sudah berkembang sejak lama di Mas, tapi secara komersil baru berkembang tahun 1970-an ketika wisatawan mulai berdatangan ke Bali.
Pematung-pematung berkalibwer lahir di Mas seperti Ida Bagus Nyana, Kemudian anaknya yang bernama Ida Baqus Tilem (almarhum).Selain patung-patung dengan kualitas seni tinggi, di Mas juga berkembang patung-patung buah,bunga,dan binatang gaya baru yang pop art . Untuk patung buah-buahan yang realistik I Nyoman Togog adalah tokohnya yang sangat terkenal. Karena keahliannya dia mendapat Anugrah Upakerti dari presiden Soeharto.Daerah persawahan masih terbentang di sini,sehingga Mas masih memiliki pesona hijau.Selain sebagian besar penduduknya sebagai pengrajin,penduduk Mas juga ada yang bertani.

Peliatan
Desa ini bersebelahan dengan Ubud,lokasinyna sekitar 2 Km arah selatan. Peliatan sangat terkenal akan seni tabuh dan seni tarinya.
Tahun 1931 grup tari dari desa ini melawat ke Paris di bawah pimpinan Anak Agung Gede Mandra (Gung Kak),Lalu ke Amerika tahun 1951 dan tahun 1989, dan ke Australia tahun1971.Orang barat mengatakan bahwa Peliatan adalah Home of Legendary Legong (Rumah Legong yang Legendaris).Di samping itu,Peliatan juga sebuah desa patung dan lukisan.Banyak toko di desa ini menjuyal hasil kerajinan berupa pattung buah, anjing,anggrek,bebek,burung, yang menjadi mode.
Disini ada juga pelukis gaya wayang.Sebuah galleri terkenal ada di Peliatan,yaitu Agung Rai Galleri,menyimpan koreksi lukisan bervariasi, dari pelukis gaya serta corak lukisannya.

UBUD
Kelurahan Ubud,merupoakan pusat kesenian di Bali.Daerah ini sudah sangat terkenel sejak lama , sejak tashun 1920-an ketika seniman,kompomis dan sarjana barat datang dan mencipta riset disana sambil menikmati hidup di Ubud.Ubud terkenal akan seni lukisnnya ,seni patung,seni tabuh juga seni tarinya.Lukissan Bali bisa dilihat dikedai kedai seni ubud dan juga yang terprenting ialah museum Ratna Warta yang dirintis pembangunannya oleh Cokorda Agung Sukowati atau Neka Museum, di Lemard Gallerry, dan Gallery Antonio Blanco.Untuk seni tabuh dan tari,Puri saren adalah pusatnya,Di puri inlah lahir gamelan”Sakeha Gong Sadha Budaya” yang pernah melawat ke eropa dan negara-negara Asia.
Puri Saren Ubud secara rutin menyajikan pertunjukan tari dan tabuh buat wisatawan.Yang utama adalah pelestarian ksenian, tepatnya seni pertunjukan, dan sarana kegiatan ritual adat.Untuk prestasi estetika,Sadha Budaya juga terus mengembangkan diri ,meningkatkan kemampuan menabuh anggotanya.
Di Ubud banyak hotel mewah, yang artistik,dan banyak juga akomodasi sederhana yang diminati wisatawan.

PETULU
Di Desa Petulu yang paling menarik adalah habitat burung bangau atau kokokan. Ribuan burung putih berparuh panjang dan berumah dipohoin-pohon kayu sepanjang desa petulu.
Tiap pagi burung-burung itu berkepak riuh terbang keluar Petulu hendak mencari makan, sedanhgkan pada sore harinya kokokan itu kembali pulang ke sarangnya. Sore hari adalah saat yang tepat untuk berkunjung ke petulu. Meski demikian siang hari pesona Petulu juga teduh.
Keberhasilan petulu menjaga habitat bangau disana membuat pemerintah menganugrahkan hadiah Kalpataru kepada desa Petulu . Di desa yang letaknya sekitar 5 Km utara Ubud ini, juga terdapat seniman lukis dan pembuat bingkai berukir.

Pujung dan Sebatu
Kedua desa ini terletak sekitar 12 Km utara Ubud. Berkunjung siang hari ke sana, anda bisa melihat warga setempat termasuk wanita duduk di warung dengan patung atau sarana.

Taro
Di desa ini terkenal ada sapi suci, warnanya putih(bukan merah seperti kebanyakan) Desa yang terletak 6 Km utara Pujung,memiliki pesona alam yang indah karena teras-teras sawah kehijauan alam yang asri dan angin segarnya .
Di desa ini juga dikembangkan mengukir (pisau kecil ) ditangan.Patung-patung Garuda berwarna cerah diproduksi disini.Sepanjang jalan ubud terdapat jalan yang indah. Taman safari gajah yang indah yang cukup menarik para wisatawan.

Pura Goa Gajah
Pura ini terletak disebelah barat desa Bedulu atau sekitar 6 Km timur Ubud. Di tyempat ini ada goa dan Pura berikut kolam tempat pertirtaan,yang berisi pancuran. Nama goa gajah berasal dari gua gajah, sebut nama yang di tulis oleh empu Prapanca di lontar Negara Kertagama tahun 1365 M.Gua gajah sebetulnya adalah sungai petani.Goa ini berbentuk huruf “T” berisi arca Ganesha yang dianggap sebagai dewa ilmu pengetahuan.
Berdasarkan tulisan tipe kediri yang berbuinyi kumon dan shahyangsa didinding timur mulut goa dan diperkirakan berasal dari abad ke XI.Berdasarkan peninggalan artefak dipura tersebut yakni peniggalan hinduistis(lingga,arca pancuran wyadara-wyadari)beserta peniggalan arca Busdhiistis(arca hariti,Arca Dyani budaha Amitabha), dan relief stupa bercabang tiga, maka sifat keagamaan dari komplek peniggalan purbakala digoa gajah adalah ciwa budha Tempat ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan.Tahun 1993 tercatat 303.556 orang wisatawan mancanegara dan nusantara yang berkunjung melihart kepurbaan goa gajah.

YEH PULU
Relief kuno ini terdapat di sudut tenggara desa bedulu , di antara persawahan penduduk. Panjang relief ini kira-kira 25 m dan tingginya 2 M. Inilah relief terpanjang yang pernbah di temukan di bali sejauh ini, Kondisi relief Yeh Pulu masih baik. Relief ini terbentang dari utara ke selatandan berkhir dengan ceruk pertrapaan. Serta dibatasi oleh pahatan ganeca. Dan di pahatan tersebut tampak deorang laki-laki yang mengangkat tangan,orang membawa pikul,orang menyembah,orang naik kuda dan sebagainya. Di duga relief ini berasal dari abad ke XV. Sayang sekali higga kini belum diketahui benar cerita tersebut.

Pura Penataran Sasih
Pura ini terletak di Desa Pejeng di tepoi jalan raya menuju obyek wisata Tampaksiring. Pura ini terkenal karena terdapat sebuah nekara yang amat besar,dengan tinggi 186,5 cm dan berdiameter 160 cm. Nekara perunggu yang berasal dari jaman prasejarah(jaman pra hindu) terkenal dengan nama bulan pejeng yang b3erarti bulan yanfg jatuh ke bumi.
Oleh karena itu pura ini dinamaskjan puira peneteran sasih, “Sasih” berarti bulan. Yang menarik di sini adalah hisan”bulan pejeng”yang berebentuk kedok muka yang disusun sepasang sepasang dengan matanya yang besar membelalak, dengan telinga yang panjang dan anting-antingnya yang dibuat dari uang kepeng dengan hidung saegitiga’Bulan Pejeng ini juga dianggap sebagai subang Kebo Iwo. Sejumlah arca penting juga terdapat dalam pura Penataran Asi.

Pura Kebo Edan
Pura ini terletak di Desa Pejeng, hanya beberapa meter di sebelah utara Patung Arjuna Bertapa. Disini terdapat sebuah Arca Ciwa dalam bentuk Bhairawa menari, tingginya 3,60 meter yang merupakan peninggalan abad XIII masehi. Arca ini menari diatas mayat dengan hiasan ular, mukanya memakai kedok dengan kemaluannya seperti bergoyang.
Penduduk setempat menyebutnya sebagai Arca Kebo Edan. Kecuali arca ini, di Pura Kebo Edan juga terdapat arca raksasa dengan hiasan tengkorak dan beberapa buah arca lainnya, ada yang sudah rusak. Arca Bhairawa tersebut diperbaiki oleh Kantor Swaka Purbakala Bali tahun 1952.

Pura Pusering Jagat
Letak Pura Pusering Jagat adalah di sebelah utara Pura Kebo Edan dan dianggap sebagai “Pusat Dunia” disini terdapat sejumlah arca kuna, diantaranya Arca Catuhkaya. Kekunaan penting lainnya yang terdapat disini adalah sebuah bejana dari batu dengan relief menggambarkan para dewa mencari amerta. Bejana ini memuat tahun candra sengkala 1251 saka (1329 Masehi) yang menunjukan masa kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

Pura Gunung Kawi
Pura ini terletak di Desa Tampaksiring tidak jauh dari jalan raya menuju Istana Tampaksiring. Komplek kekunaan Gunung Kawi yang sangat luas ini terbagi dua karena dipisahkan oleh Sungai Pakerisan. Sejak ditemukan kembali pada tahun 1920, peninggalan purbakala ini diperbaiki.
Disini terdapat dua kelompok candi tebing yang terdiri dari lima buah candi yang terdapat di sebelah timur sungai. Diantara kelompok ini ada yang memuat prasasti yang memakai huruf tipe kediri yang diduga berasal dari abad XI masehi. Pada kelompok yang kedua terdapat di sebelah barat sungai terdiri dari empat buah candi tebing dan ceruk-ceruk pertapaan atau wihara, demikian juga halnya dengan candi yang disebelah timur sungai.
Di sudut tenggara terdapat juga ceruk-ceruk pertapaan. Disebelah barat juga ada dan candi tebing yang sangat terkenal dengan nama Makam X, yang pada bagian pintunya juga memuat prasasti memakai huruf kediri. Menurut perkiraan komplek Gunung Kawi ini didirikan oleh Raja Anak Wungsu. Candi Tebing yang lain di Sungai Pakerisan adalah Candi Tebing Kerobokan, Candi Tebing Tegallingah dan diluar tempat itu adalah di Jukut Paku (Singakerta, Ubud) dan Tambahan (Bangli). Gunung Kawi juga banyak dikunjungi wisatawan.

Pura Tirta Empul
Pura ini terletak sebelah timur di bawah Istana Tampaksiring. Sebuah prasasti Batu yang Masih tersimpan di Desa Manukkaya menyebutkan Pura ini dibangun oleh Sang Ratu Sri Candra Bhayasingha Warmadewa di dewa di daerah Manukaya. Prasasti ini memuat angka tahun 882 caka (960 masehi). Di sini terdapat sebuah mata air yang sangat besar, yang hingga sekarang dikeramatkan oleh penduduk setempat. Kekunaan yang terdapat disini ialah sebuah lingga-yoni dan arca lembu.

Candidasa
Candidasa merupakan salah satu kawasan pariwisata yang dikembangkan mulai tahun 1983. Pada mulanya nama Candidasa merupakan nama sebuah pura, yaitu Pura Candidasa, yang terltak di atas bukit kecil dan dibangun pada abad ke-12 M. Memiliki potensi alam dan pantai yang mempesona dengan pasir putihnya.
Pantai berpasir putih tersebut sebenarnya bernama Teluk Kehen, namun dalam perkembangannya seiring ditetapkannya pantai tersebut menjadi obyek dan daya tarik wisata, maka pantai Teluk Kehen berubah nama menjadi kawasan pariwisata Candidasa sesuai dengan nama pura yang ada di wilayah itu.
Candidasa terletak di Dusun Samuh, Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, berjarak 12 km dari Kota Amlapura dan sekitar 45 km dari KotaDenpasar. Pesona alam yang dikembangkan sebagai obyek wisata bahari inidapat menjadi pilihan untuk melakukan berbagai aktifitas, seperti sun bathing, canoing, snorekling,fishing, trekking melalui perbukitan, dan yang tak kalah menariknya adalah keberadaan pulau-pulau kecil yang dapat dijangkau jaraknya dengan perahu nelayan (jukung).Pulau-pulau kecil tersebut menyimpan potensi panorama bawah laut berupa terumbu karang dan ikan hias.

Iseh
Iseh adalah salah satu desa yang merupakan bagian dari Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Iseh berkembang sebagai obyek dan daya tarikwisata karena memiliki keindahan alam yang mempesona. Berjarak sekitar 42 km dari Kota Denpasar, akses menuju Iseh dapat dicapai dengan kendaraan umum melalui jurusan Desa Satria, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung.
Keindahan alam yang menjadi daya tarik dengan latar belakang kehidupan alam pedesaan yang penuh ketenangan dan kedamaian banyak menarik minat wisatawan untuk tinggal lebih lama. Hamparan petak-petak sawah yang bertingkat dengan aktifitas para petani tradisional, sungai yang berkelok, serta panorama Gunung Agung yang nampak di kejauhan merupakan satu kesatuan dari keindahan alam yang mempesona.
Selain panorama alam, Iseh juga menarik untuk dimanfaatkan sebagai wisata trekking. Di tempat ini pula bisa didapatkan kain tenun endek dan songket khas Karangasem yang diproses dengan alat tenun tradisional ( ATBM ).
Iseh terkenal sejak zaman penjajahan. Pelukis terkenal dunia, Walter Spies ( 1895–1942 ) pernah tinggal dan membangun gubuk kecil sebagai studio tempatnya melukis. Di tempat ini banyak dihasilkan lukisan-lukisan terbaiknya. Di samping melukis, Walter Spies juga tertarik empelajari gamelan, bahkan dia menjadi penyokong 2 sekeha ( kelompok ) gamelan sebagai bentuk eratnya interaksi dengan masyarakat setempat. Namun sayang, Walter Spies akhirnya menjadi korban ketika pesawat pembom Jepang menenggelamkan kapal yang ditumpanginya dalam pengungsian ke India pada tahun 1942. Bali telah kehilangan salah seorang sahabat terbaiknya. Pelukis terkenal lainnya yang kemudian muncul adalah Theo Meier, seorang warga negara Swiss pada tanggal 31 Maret 1908. Desa Iseh dengan latar belakang Gunung Agung, kehidupan masyarakat dan adat istiadat setempat menjadi inspirasi obyek lukisannya. Kedua pelukis terkenal itu sangat besar jasanya dalam memperkenalkan keindahan alam Desa Iseh.

Tenganan:
Desa Tenganan atau dikenal dengan Tenganan Pegeringsingan, merupakan salah satu dari sejumlah desa kuno di Pulau Bali. Pola kehidupan masyarakatnya mencerminkan kebudayaan dan adat istiadat desa Bali Aga ( pra Hindu ) yang berbeda dari desa-desa lain di Bali. Karenanya Desa Tenganan dikembangkan sebagai salah satu obyek dan daya tarik wisata budaya.
Lokasi Desa Tenganan Pegeringsingan terletak di Kecamatan Manggis, sekitar 17 km jaraknya dari Kota Amlapura – ibukota kabupaten –, 5 km dari kawasan pariwisata Candidasa, dan sekitar 65 km dari Kota Denpasar. Sebagai obyek wisata budaya, Desa Tenganan memiliki banyak keunikan dan kekhasan yang menarik untuk dilihat dan dipahami. Dari sistem kemasyarakatan yang dikembangkan, bahwa masyarakat Desa Tenganan terdiri dari penduduk asli desa setempat. Hal ini disebabkan karena sistem perkawinan yang dianut adalah sistem parental dimana perempuan dan laki-laki dalam keluarga memiliki derajat yang sama dan berhak menjadi ahli waris.
Hal ini berbeda dengan sistem kekeluargaan yang dianut oleh masyarakat di Bali pada umumnya.Di samping itu, mereka juga menganut sistem endogamy dimana masyarakat setempat terikat dalam awig-awig ( hukum adat ) yang mengharuskan pernikahan dilakukan dengan sesama warga Desa Tenganan, karena apabila dilanggar maka warga tersebut tidak diperbolehkan menjadi krama ( warga ) desa, artinya bahwa ia harus keluar dari Desa Tenganan.
Daya tarik lain yang dimiliki Desa Tenganan adalah tradisi ritual Mekaré-karé atau yang lebih dikenal dengan “perang pandan”. Mekaré-karé merupakan bagian puncak dari prosesi rangkaian upacara Ngusaba Sambah yang digelar pada setiap Bulan Juni yang berlangsung selama 30 hari.
Selama 1 bulan itu, Mekaré-karé berlangsung sebanyak 2-4 kali dan setiap kali digelar akan dihaturkan sesajen kepada para leluhur. Mekaré-karé atau “perang pandan” diikuti para lelaki dari usia anak-anak sampai orang-orang tua. Sesuai namanya, maka sarana yang dipergunakan adalah daun pandan yang dipotong-potong sepanjang ±30 cm sebagai senjata dan tameng yang berfungsi untuk menangkis serangan lawan dari geretan duri pandan. Luka yang diakibatkan oleh geretan duri pandan akan dibalur dengan penawar yang dibuat dari ramuan umbi-umbian, seperti laos, kunyit, dan lain-lain.
Tidak banyak yang mengetahui bahwa keindahan alam Desa Tenganan berpotensi sebagai wisata alternatif jalur trekking dengan melewati jalan desa, perbukitan, dan juga hamparan sawah penduduk. Rute pendek jalur trekking ini dapat ditempuh dalam waktu ±3-4 jam

Jemeluk - Amed
Jemeluk – Amed berkembang sebagai salah satuobyek wisata bahari dan merupakan primadona bagi wisatawan mancanegara dan nusantara. Terletak di Desa Purwakerti, Kecamatan Abang, berjarak sekitar 19 km dari Kota Amlapura – ibukota kabupaten –, 12 km dari Tulamben, 33 km dari obyek wisata Candidasa, dan ±78 km dari Kota Denpasar. Obyek wisata ini termasuk dalam pengembangan kawasan pariwisata Tulamben.
Daya tarik utama obyek wisata ini adalah panorama alam bawah laut yang menyimpan potensi keindahan terumbu karang dengan beraneka ragam jenis ikan hias. Keberadaan terumbu karang yang masih asli tetap diupayakan pelestariannya dengan kehidupan nelayan dan aktifitas pembuatan garam tradisional oleh masyarakat setempat juga menjadi daya tarik tersendiri.
Dari obyek wisata Amed kita dapat mencapai obyek wisata Taman Soekasada Ujung dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam lamanya melalui jalur lintas timur dengan melewati bibir tebing ujung timur Pulau Bali yang memiliki pemandangan eksotis di sepanjang perjalanan. Pemandangan laut lepas dengan jejeran puluhan perahu atau jukung nelayanmenjadi daya tarik yang tidak akan terlupakan dengan paduan panorama perbukitan. Di tempat ini banyak dibangun villa dan akomodasi hotel serta penginapan lainnya yang menawarkan fasilitas beragam.

Padangbai
Padangbai dikembangkan sebagai obyek wisata alam dan budaya barada dalam satu kawasan pengembangan pariwisata Candidasa, terletak di Desa Padangbai, Kecamatan Manggis – Karangasem. Jaraknya sekitar 25 km dari Kota Amlapura, 13 km dari obyek wisata Candidasa, dan sekitar 31 km dari Kota Denpasar.
Di tempat ini terdapat pelabuhan yang menjadi akses transportasi laut ke Pulau Lombok – NTB.
Nama Padangbai mendapat pengaruh dari Bahasa Belanda sebagai akibat dari adanya masa penjajahan yang sebelumnya bernama Teluk Padang. Lokasi ini merupakan sebuah teluk berpasir putih yang letaknya terlindung dari batu karang hitam yang kokoh. Karena lokasinya, maka kehidupan alam bawah lautnya terpelihara dengan baik.
Daya tarik yang dimiliki obyek wisata Padangbai di antaranya adalah pantai berpasir putih bersih dan tebal sehingga dapat dimanfaatkan sebagai tempat berjemur sinar matahari ( sun bathing) atau berenang di laut. Keindahan panorama alam bawah lautnya sangat baik untuk diving dan snorekling karena menyimpan berbagai jenis terumbu karang dan ikan-ikan hias yang sangat indah.
Di tempat ini juga terdapat blue lagoon yang eksotis dan selalu menjadi incaran para wisatawan penyelam ( divers ).

Pura Agung Besakih
Pura Agung Besakih terletak di Desa Besakih, Kecamatan Rendang, berada di lereng sebelah barat daya Gunung Agung yang merupakan gunung tertinggi di Bali. Akses dari Kota Denpasar untuk mencapai tempat ini berjarak sekitar 25 km ke arah utara dari Kota Semarapura – Kabupaten Klungkung.
Perjalanan menuju Pura Besakih melewati panorama Bukit Jambul yang juga merupakan salah satu obyek dan daya tarik wisata Kabupaten Karangasem.
Letak Pura Besakih sengaja dipilih di desa yang dianggap suci karena letaknya yang tinggi, yang disebut Hulundang Basukih yang kemudian menjadi Desa Besakih. Nama Besakih diambildari Bahasa Sansekerta, wasuki atau dalam bahasa Jawa Kuno basuki yang berarti selamat. Selain itu, nama Pura Besakih didasari pula oleh mithologi Naga Basuki sebagai penyeimbang Gunung Mandara.
Banyaknya peninggalan zaman megalitik, seperti menhir, tahta batu, struktur teras pyramid yang ditemukan di kompleks Pura Besakih menunjukkan bahwa sebagai tempat yang disucikan nampaknya Besakih berasal dari zaman yang sangat tua, jauh sebelum adanya pengaruh Agama Hindu.
Kompleks Pura Besakih dibangun berdasarkan keseimbangan alam dalam konsep Tri Hita Karana, dimana penataannya disesuaikan berdasarkan arah mata angin agar struktur bangunannya dapat mewakili alam sebagai simbolisme adanya keseimbangan tersebut. Masing-masing-masing-masing arah mata angin disebut mandala dengan dewa penguasa yang disebut “Dewa Catur Lokapala” dimana mandala tengah sebagai porosnya, sehingga kelima mandala dimanifestasikan menjadi “Panca Dewata”.
Penjabaran struktur bangunan Pura Besakih berdasarkan konsep arah mata angin tersebut, adalah :
1. Pura Penataran Agung Besakih sebagai pusat mandala di arah Tengah dan merupakan pura terbesar dari kelompok pura yang ada, yang ditujukan untuk memuja Dewa Çiwa;
2. Pura Gelap pada arah Timur untuk memuja Dewa Içwara;
3. Pura Kiduling Kereteg pada arah Selatan untuk memuja Dewa Brahma;
4. Pura Ulun Kulkul pada arah Barat untuk memuja Dewa Mahadewa;
5. Pura Batumadeg pada arah Utara untuk memuja Dewa Wisnu.

Pura Agung karangasem
Puri Agung Karangasem terletak di pusat Kota Amlapura – ibukota kabupaten – jaraknya sekitar 65 km dari Kota Denpasar, 12 km dari kawasan pariwisata Candidasa, 5 km ke Taman Soekasada Ujung, dan sekitar 6 km ke obyek wisata Taman Tirtagangga. Dibangun pada abad ke-19 M oleh Anak Agung Gede Jelantik, Raja Karangasem I. Selain Puri Agung, terdapat 2 ( dua ) buah puri lain dalam areal kerajaan yang memiliki keterkaitan erat dengan Puri Agung, yaitu Puri Gede dan Puri Kertasura.
Daya tarik utama Puri Agung adalah kemegahan arsitektur bangunannya yang merupakan perpaduan antara arsitektur Bali, China, dan Eropa.
Puri Agung terdiri dari 3 ( tiga ) bagian areal. Bagian depan atau entrance disebut “bencingah”, tempat dimana diadakan pertunjukan kesenian tradisional, Bagian tengah disebut “jaba tengah” yang dimanfaatkan sebagai kebun, Di depan Istana Maskerdam terdapat “Bale Pemandesan” yang berfungsi sebagai tempat upacara potong gigi atau juga sebagai tempat penyimpanan sementara jenazah para keluarga puri hingga saatnya upacara pelebon ( = ngaben ) dilaksanakan.

Putung
Putung terletak di Desa Duda Timur, Kecamatan Selat. Jaraknya sekitar 64 km dari Kota Denpasar, ±19 km dari Kota Amlapura – ibukota kabupaten – dan mudah dicapai dengan angkutan umum. Dikembangkan sebagai obyek wisata alam karena letaknya di daerah pegunungan yang dikelilingi oleh perkebunan salak.
Daya tarik utama obyek wisata Putung adalah keindahan alam yang merupakan perpaduan antara panorama perbukitan, lembah, laut, hutan, dan perkebunan salak dengan hawa sejuk menyegarkan. Dari tempat ketinggian dapat dilihat petak-petak sawah milik penduduk di Desa Adat Buitan – Kecamatan Manggis dan Labuhan Amuk dengan lautnya yang membentang luas membiru dengan perahu-perahu ( jukung ) nelayan yang sedang berlayar, kapal pesiar ( cruise ) yang kebetulan datang bersandar, dan dikejauhan Pulau Nusa Penida milik Kabupaten Klungkung nampak jelas terlihat. Obyek wisata Putung berdekatan lokasinya dengan obyek agrowisata salak Sibetan di Kecamatan Bebandem.
Putung menjadi terkenal dengan keindahan panorama alamnya berkat lukisan Mr. Christiano, seorang pelukis asal Italia yang tinggal beberapa lama di Putung dan memperistri seorang wanita Karangasem dari Desa Manggis

Taman Ujung
Taman Soekasada Ujung merupakan situs kerajaan, terletak dekat pantai di Desa Tumubu, Kecamatan Karangasem yang dikembangkan sebagai salah satu kawasan pariwisata Kabupaten Karangasem. Jaraknya ±5 km dari Kota Amlapura – ibu kota kabupaten – ke arah selatan, ±15 km dari kawasan pariwisata Candidasa, dan kira-kira 60 km jaraknya dari Kota Denpasar.
Taman Soekasada Ujung dibangun pada tahun 1919 pada masa pemerintahan Raja I Gusti Bagus Jelantik ( 1909 – 1945 ) yang bergelar Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem dan diresmikan penggunaannya pada tahun 1921. Taman ini dipergunakan sebagai tempat peristirahatan raja selain Taman Tirtagangga, dan juga diperuntukkan sebagai tempat menjamu tamu-tamu penting seperti raja-raja atau kepala pemerintahan asing yang berkunjung ke kerajaan Karangasem.

Taman Tirta Gangga
Taman Tirtagangga merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Desa Ababi, Kecamatan Abang. Jaraknya sekitar 5 km ke arah utara dari Kota Amlapura– ibukota kabupaten – dibangun pada tahun 1948 oleh Raja Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem.
Sebelum dibangun, taman ini merupakan areal mata air besar dan masyarakat menyebutnya dengan embukan, artinya mata air. Mata air ini difungsikan oleh pnduduk dari desa-desa sekitarnya sebagai tempat mencari air minum dan tempat pesiraman atau penyucian Ida Betara ( para dewa ), oleh karena itu mata air itu disakralkan oleh penduduk setempat. Dari mata air inilah kemudian Raja Karangasem mendapat ide untuk membangun sebuah taman terlebih karena alamnya didukung oleh udara yang sejuk, yang kemudian diberi nama Taman Tirtagangga. Sama halnya dengan Tama Soekasada Ujung, maka Tama Tirtagangga memiliki keterikatan kuat dengan Puri Agung Karangasem.
Dalam areal Tama Tirtagangga terdapat beberapa kolam besar yang difungsikan sebagai kolam ikan dan tempat permandian. Air yang mengalir melalui pancuran-pancuran besar dan kecil yang keluar dari mulut patung-patung di kolam ini berasal dari sumber mata air sehingga terasa sejuk dan menyegarkan. Di tempat ini terdapat menara air mancur dan patung teratai bertingkat yang membagi dua buah kolam besar.
Pada masa kini Taman Tirtagangga berfungsi secara religius, sosial, dan juga sebagai hiburan. Secara religius, mata air di tempat tersebut dimanfaatkan sebagai air suci bagi masyarakat sekitarnya di samping sebagai tempat untuk upacara Dewa Yadnya dan Metirtayatra.
Secara sosial, sumber mata air Tirtagangga dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sebagai sumber air bersih bagi masyarakat Karangasem. Dan sebagai hiburan, Taman Tirtagangga dikelola dan dikembangkan sebagai salah satu obyek dan daya tarik wisata yang banyak diminati serta dikunjungi sebagai tempat rekreasi

Air Terjun Les
Air Terjun Les ini terletak di Desa Les Kecamatan Tejakula,± 38 km timur dari Kota Singaraja. Air Terjun ini mencapai tinggi kurang lebih 30 meter yang dikelilingi oleh pemandangan alam yang masih alami dengan latar belakang perbukitan. Disamping air terjun, desa ini juga mempunyai potensi yang tidak kalah menariknya seperti pantai Desa Les yang terletak di sebelah utara tidak jauh dari air terjun ini yang memiliki keindahan pemandangan bawah laut.

Air Sanih
Obyek wisata tirta ini merupakan kolam renang alami. Terletak di Desa Sanih Kecamatan Kubutambahan ± 17 km sebelah timur kota Singaraja. Air Sanih terkenal dengan sumber mata air yang muncul tanpa henti di pojok tenggara kolam renang ini. Mata air ini merupakan aliran sungai dalam tanah yang berasal dari Danau Batur.
Ada dua kolam ditempat ini, satu untuk orang dewasa dan satu untuk anak-anak. Beberapa meter di sebelah utaranya dikelilingi oleh laut yang relatif aman untuk berenang dan aktifitas olah raga air lainnya atau hanya sekedar berbaring bermalas-malasan di atas pasir pantai yang hitam. Disekitar obyek ini telah tersedia beberapa penginapan kecil dan restoran dan areal parker sebagai sarana pendukungnya.

Desa Julah
Merupakan desa tua yang masih banyak menyimpan peninggaln megalitik. Terletak di Kecamatan Tejakula ± 29 km sebelah timur Kota Singaraja. Desa ini dipercaya sebagai desa kuno di Bali . Dari tatanan desanya, desa ini menyerupai desa-desa kuna lainnya di bali seperti Desa Tenganan di Kabupaten Karangasem. Desa yang terkenal dengan Baris sakralnya ini masih memiliki bangunan ruamh tradisional serta Pura Desa yang dipercaya sebagai pura tertua di Bali , dan juga memiliki kerjinan tenun dengan ciri khas tersendiri.

Desa Sembiran
Desa Sembiran merupakan perkampungan tertua abad megalithic terletak di daerah perbukitan di Kecamatan Tejakula ± 30 km timur kota Singaraja. Begitu memasuki bagian depan desa ini, seluruh rumah yang tersusun, dilihat dengan sangat mempesona. Meski kemajuan teknologi sudah merambat sis kehidupan desa ini, namun sisi kehidupan upacaranya masih kelihatan di desa ini. Berbagai arkeolog dunia sudah menyempatkan diri untuk mengunjungi desa ini.

Pura Beji
Lingkunagan pura ini berlokasi di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan lebih kurang 8 km di sebelah timur Kota Singaraja dan masuk sekitar 500 meter ke jalan menuju pantai. Lokasi ini mudah dicapai dengan kendaraan roda empat. Pura yang dimiliki oleh karmasanggota subak desa ini berada di tengah-tengah wilayah pertanian Desa Sangsit. Daya tarik dari pura ini adalah hampir semua bagian dari pura ini dihiasi oleh ukiran style Buleleng berbentuk tumbuh-tumbuhan merambat dan motif bunga ciri khas Bali Utara tidak ada bagian yang kosong tanpa ukiran. Pura Meduwe Karang
Terletak di Desa Kubutambahanm, Kecamatan Kubutambahan ± 12 km sebelah timur Kota Singaraja, kurang lebih 1 km dari pertigaan Singaraja, Kubutambahan dan Kintamani. Pura ini tempat memohon agar tanaman di tegalan bias berhasil dan baik. Gugusan tangga mengantarkan pengunjung ke suatu areal luar pura (Jabaan) yang luas yang di bagian depannya dihiasi patung-patung batu padas, 34 jumlahnya, yang diambil dari tokoh-tokoh dan adegan-adegan ceritera Ramayana. Yang unik, pada bagian bawah dinding disebelah utara terdapat ukiran relief orang naik sepeda yang roda belakangnya terbuat dari daun bunga teratai.

Bukakak
Upacara Bukakak terdapat di Desa Adat Sangsit Dangin Yeh, Desa Sangsit Kecamatan Sawan ± 8 km timur Kota Singaraja. Upacara ini sangat unik karena hanya terdapat di Desa Sangsit yang dilakukan setiap 2 tahun sekali dan diselingi dengan upacara ngusaba setiap tahunnya. Upacara ini berkaitan dengan “Upacara Ngusaba”, upacara yang bertujuan untuk mendoakan agar para petani diberikan panen yang baik. Dalam upacara ini, dibuat “Babi Guling” (seekor babi muda yang dipanggang) yang pada waktu memanggangnya hanya sebagian babi tersebut dipanggang matang. Babi guling ini kemudian oleh anggota subak diarak dalam suatu prosesi diiringi gemelan Tik Nong, menjelajahi areal persawahan untuk memohon berkah.

Pura Dalem Jagaraga
Pura Dalem Jagaraga terletak di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan 11 km sebelah timur Kota Singaraja, dipinggir jalan jurusan Singaraja-Sawan. Desa ini terkenal dengan “Puputan Jagaraga” perang melawan Belanda pada tahun 1848 dibawah komando I Gusti Ketut Jelantik. Lingkungan Pura Dalem ini memiliki keunikan tersendiri yaitu relief mobil kuno yang dikendarai oleh orang yang bersenjata, relief pesawat jatuh, relief orang Belanda minum bir dan lain-lain. Juga patung “Men Brayut” cerita Rakyat Bali tentang seorang ibu dengan anak banyak yang masih kecil bergayutan minta digentong semua. Pura ini tak bisa ditemukan di lain tempat di Bali .

Rice Terrace Busungbiu
Hampar persawahan (rice terrace) ini terdapat di penghujung selatan Desa Busungbiu -+ 39 km sebelah selatan kota singaraja, di pinggir jalan utama Singaraja – Denpasar via pupuan. Hamparan persawahan ini terlihat sangat menakjubkan yang dilatar belakangi oleh perbukitan hijau dan ditengah – tengah persawahan terlihat untaian sungai yang berkilauan dengan airnya yang mengalir sepanjang tahun.
Aktifitas petani di sekitar persawahan membawa para pengunjung pada suasana pedesaan yang alami. Dari areal parkir yang terletak dipinggir jalan ini juga disediakan panggung yang terbuat dari kayu sehingga para pengunjung dapat menikmati hamparan persawahan dengan leluasa.

Desa Pemuteran
Pemuteran terletak dipesisir barat dari pulau Bali ± 55 km arah barat kota Singaraja dan 30 km dari Gilimanuk. Letaknya yang berada diantara gugusan perbukitan dan laut menjadikan tempat ini menjadi sangat eksotis. Pantai Pemuteran merupakan obyek wisata yang sangat cocok bagi wisatawan yangsuka tempat sepi dan jauh dari kebisingan.
Karang laut yang dipelihara secara profesional dan proyek penangkaran penyu juga ada di desa ini. Meskipun telah dikembangkan sebagai obyek wisata, pantai ini masih menunjukkan keasliannya. Masyarakat pantai masih mempergunakan peralatan tradisional seperti perahu dan jaring untuk melakukan aktifitasnya sehari-hari. Di desa ini juga terdapat Pura Pemuteran yang terkrenal dengan sumber air panasnya. Berbagai fasilitas wisata sudah tersedia di tempat ini, dari hotel melati sampai hotel bintang lima , restoran serta dive center dengan mudah dapat ditemui disini.

Pura Pulaki
Terletak di Desa Banyupoh,Kecamatan Gerokgak ± 53 km sebelah barat dari Kota Singaraja. Pura ini termasuk salah satu Pura Dang Khayangan (Penyungsung Jagat Bali) yang ada di Bali (seperti halnya Pura Besakih di Kabupaten Karangasem, Pura Uluwatu di Kabupaten Badung dan lainnya), yaitu suatu pura yang merupakan tanggung jawab langsung oleh pemeluk Agama Hindu di Kabupaten, dalam hal ini Kabupaten Buleleng.
Pura ini mempunyai pesanakan (keluarga) pura yang letaknya berdekatan seperti pura Pemuteran, Pura Melanting, Pura Kerta Kawat dan Pura Pabean. Masing – masing Pura ini difungsikan untuk keperluan tertentu dalam kehidupan berspiritual di Bali . Ratusan kera – kera hidup di sekitar wilayah Pura ini.

Makam Jaya Perana
Kuburan Jaya Perana dan Layon Sari ini terletak di kawasan hutan belukar Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, ± 67 km sebelah barat Kota Singaraja.
Kuburan ini merupakan bangunan kisah romantis seperti cerita Romeo dan Juliet di Eropa atau Sampek Engthai di Cina. Jaya Prana dan Layon Sari adalah merupakan pasangan suami isteri yang sangat ideal pada masa Kerajaan Wanekeling Kalianget tempo dulu. Karena kecantikannya sang raja jatuh cinta pada Layon Sari dan dengan tipu muslihatnya dapat membunuh Jaya Prana. Sedangkan Layon Sari yang tidak mau diperistri oleh raja memilih bunuh diri untuk menyusul suami tercintanya. Setiap Bulan Purnama dan Bulan Mati (Tilem) dan hari – hari suci lainnya seperti Galungan, Kuningan, dan lain – lain banyak umat melayat datang ke kuburan ini.

Taman Nasional Bali Barat
Terletak di bagian barat Pulau Bali, di Des Sumber Klampok Kecamatan Gerokgak ± 70 km sebelah barat Kota Singaraja. Taman Nasional Bali Barat (TNBB) mencakup area seluas 7700 km 2 , sebagian besar wilayahnya berada di wilayah Kabupaten Buleleng (di Desa Sumber Klampok) dan sisanya di wilayah Kabupaten Jembrana.
Areal ini secara resmi dinyatakan sebagai taman nasional melalui keputusan dirjen kehutanan no.46skptssseks84 dengan tujuan melindungi dan melestarikan keberadaan flora dan fauna.
Fauna yang paling terkenal adalah “Jalak Bali ” atau Bali Starling, satwa yang dilindungi. Areal ini adalah habitat asli dari jalak putih yang tidak terdapat di tempat lain di dunia. Bagi mereka yang ingin melihat spesies ini bisa berkunjung ke TNBB melalui Tegal Bunden ± 1,5 km barat laut Desa Sumber Klampok.

Pulau Menjangan
Pulau Menjangan adalah Pulau Karang yang terletak di ujung barat laut Pulau Bali. Pulau ini mudah dijangkau lewat Labuhan Lalang di Desa Sumber Klampok Kecamatan Grokgak ± 55 km sebelah selatan Kota Singaraja. Pulau Menjangan merupakan salah satu tempaat menyelam terbaik di Dunia. Disini keindahan dan misteri pemandangan bawah laut dapat ditemukan. Kecantikan taman lautnya telah mampu menarik perhatian para penyelam tingkat dunia. Pulau ini adalah bagian dari TNBB. (Taman Nasional Bali Barat) dan semua kehidupan di pulau ini dilindungi. Tidak diperkenankan memancing, mencari karang atau berburu binatang disini.

Pengembangan Mutiara
Perairan di bagian barat Buleleng memiliki banyak potensi yang sangat menarik untuk dinikmati oleh para wisatawan. Disamping potensi keindahan alam bawah lautnya seperti di Pulau Menjangan, juga terdapat pengembangan s budidaya mutiara seperti yang terdapat di Desa Sumber Klampok ± 68 km sebelah barat Kota Singaraja dan di Desa Penyambangan.
Sejak berabad – abad mutiara telah dijadikan simbol kealiman dan kesucian, maka tidak heran mutiara banyak dicari baik untuk tujuan bisnis maupun untuk dipakai sendiri. Para wisatawan disini akan disuguhkan suatu pengalaman yang unik, dimana wisatawan akan bisa melihat proses pengolahan mutiara dari yang masih di dalam kerang sampai yang sudah jadi.

Bali Handara Kosaido
Di dataran tinggi Bali yang penuh dengan tumbuhan hijau, dalam ketinggian diatas 1000 meter dari permukaan laut, disinilah Bali Handara Kosaido Country Club berdiri. Dataran tinggi ini dianugerahi iklim sempurna yang ideal untuk bermain golf di kepulauan tropis yang penuh daya pesona.
Lokasi terletak sekitar 66 kilometer dari lapangan udara internasional Ngurah Rai, Bali , dikelilingi hutan tropis dan diperindah lagi dengan pemandangan danau Buyan. Dengan suhu udara rata-rata 16-20 derajat Celcius, Bali Handara merupakan tujuan wisata golf yang paling nyaman di Bali .
Semua kamar memiliki teras pribadi yang menghadap ke lubang golf, dilengkapi dengan alat pemanas yang bisa diset sesuai kebutuhan dan mini bar. Luxury Bungalow dibangun dengan gaya Bali dan semua ruangan dilengkapi dengan kamar mandi pribadi, alat pemanas yang bisa diset sesuai kebutuhan, televisi dengan satelit dan minibar.
Lapangan golf publik dengan 18 lubang yang dirancang oleh Peter Thomson, Michael Wolferidge & Associates dan Driving Range . Fasilitas tersedia 2 Lapangan Tenis, Pusat Kebugaran & Kesehatan, Toko Perlengkapan Golf, Pijat, mandi tradisional gaya Jepang dan Spa
Tersedia 1 Restauran dengan menu masakan internasional dan masakan otentik Jepang, Bar dengan Karaoke, Lobby Bar.
Tersedia ruang pertemuan dan banquet yang dapat menampung antara 70 hingga 100 orang.

Gedong Kertya dan Museum Buleleng
Gedong Kertya dan Museum Buleleng terletak di lingkungan Pura Seni Sasana Budaya Singaraja, tepatnya di jalan Veteran no. 23 Singaraja. Gedong Kertya adalah perpustakaan lontar yng ada hanya satu-satunya di Indonesia bahkan di dunia. Terdapat koleksi dan salinan teks tulisan tangan yang berhubungan dengan Kesusastraan Bali, mitos, pengobatan, mantra-mantra, sastra religius dan lain-lain. Terdapat juga lontar berisikan gambar berbentuk komik yang disebut “prasi”. Terdapat sekitar 4000 lontar tersimpan di perpustakaan ini yang disimpan dalam sebuah kotak kayu.
Beberapa meter di sebelah timur Gedong Kertya, terdapat Museum Buleleng yang didirikan pada tanggal 30 Maret 2002, dimana tersimpan koleksi-koleksi yang meliputi benda-benda Peninggalan Purbakala seperti sarkofagus, patung, senjata dan lainnya. Benda-benda Seni seperti Lukisan, kain-kain, Kerajinan Emas dan perak dan lainnya benda-benda yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat Bali Utara seperti alat pertanian dan alat nelayan.

Pelabuhan Buleleng
Terletak disebelah pesisir utara Kota Singaraja. Dijaman dulu ketika Singaraja sebagai ibu kota dari Nusa Tenggara adalah merupakan pusat pelayaran yang penting. Keputusan memindahkan Ibu Kota Propinsi Bali dari Bali Utara ke Bali Selatan adalah berdasarkan dibaginya Nusa Tenggara menjadi 3 propinsi, membuat Pelabuhan Buleleng menjadi kurang berfungsi. Kemerosotan pelabuhan buleleng mencapai puncaknya ketika pembangunan Pelabuhan Celukan Bawang ± 40 km arah Barat Singaraja.
Namun sejak Tahun 2005 bekas Pelabuhan Buleleng ini telah ditata oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dengan penataan taman serta bekas dermaga kayu yang sudah usang diperbaharui dilengkapi dengan sarana restauran terapung.

Desa Beratan
Desa Beratan terletak disebelah selatan Kota Singaraja. Kurang lebih berjarak hanya 1 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Buleleng. Desa ini dikenal sebagai pengrajin emas dan perak. Pengrajin setempat memiliki style unik yang terkenal dengan Style Beratan. Wisatawan dapat berkunjung ke tempat pengrajin bekerja sambil melihat-lihat cara pengrajin mengolah bahan mentah menjadi bahan kerajinan emas dan perak. Hasil karya mereka juga dipajangkan dan bila berniat wisatawan boleh membeli.

Lovina
Kawasan Wisata Lovina merupakan kawasan wisata dengan pusat kawasannya terletak di Desa Kalibukbuk 10 km sebelah barat Kota Singaraja. Daya tarik utamanya adalah pantai dengan air laut yang tenang, pasir berwarna kehitam-hitaman, karang laut dengan ikan-ikan tropisnya. Karena sifat lautnya yang tenang, lovina ini sangat cocok untuk rekreasi air seperti menyelam, snorkling, berenang, memancing, berlayar, mendayung atau hanya sekedar berendam di air laut. Disamping daya tarik tersebut, dapat dicatat di sini, adalah adanya ikan lumba-lumba dalam habitat aslinya. Ikan lumba-lumba ini yang jumlahnya ratusan s dapat dilihat di pagi hari, kurang lebih 1 km lepas pantai, dengan menggunakan jasa nelayan tradisional.

Air Terjun Gitgit
Air Terjun ini terletak di Desa Gitgit Kecamatan Sukasada. Dari Kota Singaraja berjarak 11 km ke arah selatan menuju Desa Pancasari dan Bedugul. Air terjun yang berketinggian ± 35 meter ini sangat asri dan memiliki panorama yang indah dan berada di lingkungan yang berhawa sejuk.
Turun dengan jalan kaki setelah melewati tempat Parkir Gitgit, beberapa pemuda lokal yang diorganisir oleh desa adat setempat menawarkan jasa mengantar para wisatawan menuju wisata air terjun yang indah ini. Disamping suara deburan air terjun dan kicauan burung, hamparan sawah, perkebunan cengkeh dan kopi s begitu pula tumbuhan bambu sepanjang jalan menuju air terjun menyuguhkan suasana damai dan alami.

Rice Terrace Ambengan
Ambengan, sebuah desa yang posisinya di atas bukit hijau di Kecamatan Sukasada yang jaraknya sekitar 6 km sebelah selatan kota Singaraja. Karena letaknya di daerah perbukitan serta mayoritas penduduknya bertani, desa ini dihiasi oleh hamparan sawah yang sangat indah. Disamping potensi terraseringnya, Ambengan juga memiliki lebih dari empat air terjun dan beberapa buah kolam alami yang cukup lebar serta sangat eksotis yang sering disebut sebagai sebuah taman yang tersembunyi, dimana para wisatawan bisa berenang sambil menikmati hawa sejuk.

Danau Buyan dan Danau Tamblingan
Danau Buyan dan Danau Tamblingan sering dianggap sebagai danau kembar karena letaknya yang berdekatan. Dari segi wilayah, Danau Buyan terletak di Desa Pancasari Kecamatan Sukasada dan Danau Tamblingan terletak di Desa Munduk Kecamatan Banjar. Kedua danau ini dapat di tempuh dari Kota Singaraja sejauh ± 24 km melalui Desa Gitgit dan ± 42 km lewat Kota Seririt ke selatan menuju Desa Munduk. Keaslian alam dikedua danau ini masih sangat dirasakan misalnya dengan tidak adanya penggunaan perahu bermotor dikedua danau ini.

Air Panas Banjar
Terletak di Desa Banjar, Kecamatan Banjar ± 19 km sebelah barat dari Kota Singaraja dan ± 1 km sebelah barat Wihara Budha. Air Panas Banjar dikenal sebagai sebutan Hot Spring sudah tidak asing lagi bagi para praktisi pariwisata. Berbagai tamu dari mancanegara telah mengunjungi wisata alam ini. Air panas yang muncul dari perbukitan setempat dibuat bertingkat, ditingkat pertama terdiri dari beberapa pancoran dimana wisatawan dapta mandi air panas. Kolam kecil juga tersedia pada tingkatan ini. Pada tingkatan kedua kolam dibuat lebih besar.

Air Terjun Melanting
Air terjun yang setinggi kurang lebih 15 meter ini berada ditengah-tengah hutan kopi dan cengkeh di penghujung timur Desa Munduk Kecamatan Banjar ± 42 km sebelah selatan dari Kota Singaraja. Deburan air dan suara burung kecil dan belalang ditambah dengan suasana yang terpencil memberikan kesan alami bagi pengunjung yang datang. Disamping Potensi air terjun dan Danau Tamblingan Desa Munduk juga kaya akan potensi lainnya seperti perkebunan kopi dan cengkehnya serta tanaman buah-buahan seperti jeruk dan perkebunan bunagn, hamparan sawah (Rice Terrace) yang eksotis sangat digemari oleh wisatawan untuk trekking.

Pulau Dewata Bali juga sering di sebut Pulau Seribu Pura yang terkenal dengan keindahan alam dan keunikannya baik adat istiadat  ,budaya  dan keramah tamahan penduduknya  mampu menyedot perhatian wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang dan berlibur menikmati Paket Wisata Bali


Contact

Bpk. Nengah

Jl. Cempaka Hijau No. 1 (Buluh Indah)
Denpasar
80231


XL : 081 936 291 500
XL : 081 737 500 885
SIMPATI : 082 147 054 118
PIN BB : 74DA2B13